Pemahaman mengenai definisi “literasi” sejauh ini hanya berputar pada “membaca buku”. Padahal literasi sendiri lebih daripada itu, yang mana menurut pemaparan Dosen Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta (UPY) Fahruddin dalam pemaparannya di kegiatan Lokakarya Pemanfaatan Media Komik sebagai Sarana Edukasi Sejarah dan Budaya bagi Generasi Milenial Menyongsong Era Society 5.0 pada Minggu (26/06/2022) pagi menyatakan bahwa literasi mencakup sifat kemelekan yang lebih luas terhadap berbagai macam produk kebudayaan. Literasi juga berarti ketika seseorang aktif dalam pembacaan, menonton, menganalisis fenomena kebudayaan, Fahruddin mengangkat tema diskusi mengenai “Pentingnya Membangun Kesadaran Kolektif dalam Membumikan Literasi Sejarah di Era Society 5.0”.
Peran literasi sejarah di era society 5.0 sangat penting karena seiring berjalannya waktu, maka teknologi juga akan semakin berkembang yang kemudian mengharuskan pendidikan sejarah menghadapi tantangan. Literasi dengan basis digital mempunyai korelasi dengan kondisi kemajuan teknologi dewasa ini. Upaya peningkatan literasi digital mempunyai harapan besar terhadap pemahaman konsep pembelajaran sejarah secara utuh oleh peserta didik. Sejarah memang mempelajari masa lalu, namun dalam pembelajarannya dapat memanfaatkan teknologi terbaru mengikuti kemajuan perkembangan zaman.